Postingan

Indonesia Terancam Akan Kesulitan Tanam Kopi Terbaik Karena Faktor Perubahan Iklim

Jakarta -  Indonesia, dan sejumlah negara wilayah garis khatulistiwa lainnya Kolombia, Brasil hingga Vietnam terancam kehilangan lahan subur untuk ditanami kopi. Para ahli dari Universitas Zurich mengingatkan potensi berkurangnya lahan untuk kebun kopi khususnya arabika, alpukat hingga kacang mete. Para peneliti dalam studinya tersebut menampilkan ilustrasi bagaimana lahan subur di daerah khatulistiwa akan sangat kritis karena perubahan iklim di tahun 2050. Lahan subur di satu tempat akan hilang dan kemungkinan bisa berpindah ke tempat baru. Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One ini mereka lakukan demi menyelamatkan masa depan petani-petani kopi di dunia. Roman GrĂ¼ter dan rekan-rekan peneliti lain dalam tim melihat kopi, kacang mete dan alpukat begitu esensial. Mereka menganggap, tanaman tersebut penting bagi kelangsungan hidup petani skala kecil tropis. "Langkah-langkah adaptasi dapat mencakup upaya pemuliaan tanaman untuk varietas yang lebih baik, beradaptasi dengan suhu...

Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Selesaikan Pembukaan Cermin Emas Raksasa

Jakarta - Setelah 14 hari diluncurkan, observatorium luar angkasa paling kompleks di dunia berhasil mengatasi beberapa tantangan terbesarnya. Berita paling baru, Teleskop Luar Angkasa James Webb telah menyelesaikan pembukaan cermin emas raksasa, Sabtu (8/1/2022). Thomas Zurbuchen, manager asosiasi Direktorat Misi Sains NASA mengungkapkan rasa bangga atas kerja tim dalam pencapaian pertama ini. Mengutip CNN, Minggu (9/1/2022) cermin emas raksasa yang menjadi pusat teleskop ini merupakan cermin terbesar yang dibuat NASA. Namun dengan ukuran yang incredibly besar itu, rupanya menciptakan masalah yang unik pula. Cermin itu begitu besar sehingga tak bisa masuk ke dalam roket. Ilmuwan pun merancang teleskop sebagai rangkaian bagian bergerak yang dapat melipat seperti origami dan muat di dalam ruang 5 meter ketika diluncurkan. Setelah terbuka, cermin yang terdiri dari 18 bagian cermin heksagonal yang lebih kecil dapat memanjang hingga 6,5 meter. Dengan panjang tersebut, memung...

Penjelasan Dan Fakta Dari Ilmuwan Terkait Virus Varian Omicron, Sebagai Berikut

Jakarta - Sejak Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada akhir November 2021 lalu, varian ini telah menyebar dengan sangat cepat ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Varian B. 1.1.529 ini pun telah memicu lonjakan infeksi di beberapa negara di Eropa. Oleh karenanya, para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk memahami varian Omicron agar dapat mencegah lebih banyak orang terpapar varian virus baru. Berikut sederet fakta varian Omicron yang telah didapatkan oleh para ilmuwan, dilansir dari The Guardian, Jumat (31/12/2021). Sangat Mudah Menyebar Telah diketahui bahwa Omicron sangat mudah menular, khususnya bagi mereka yang belum divaksinasi lengkap, serta kelompok berisiko. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), saat ini Omicron lebih mendominasi dibandingkan varian Delta di Inggris. Pihaknya mengatakan, bahwa varian tersebut dapat menghindari kekebalan yang dibentuk oleh vaksin Selain itu, mutasi dari varian Omicron dinilai ber...

Para Ahli Peringatkan Jika Virus Purba Mematikan Yang Lama Beku di Samudera Arktik Kini Mencair

Jakarta - Para ahli memperingatkan pandemi baru yang lebih mematikan dapat dipicu oleh fenomena perubahan iklim di Samudra Arktik. Bakteri dan virus purba yang lama membeku, kini terlepas karena es Arktik mencair. Seperti dilansir dari Daily, Kamis (16/12/2021), Menurut para ahli, mencairnya es di Samudra Arktik akan menyebabkan virus dan bakteri purba yang telah dibekukan selama sejuta tahun akan 'melepas'. Peneliti senior di Russian Academy of Sciences, North East Research and Experimental Terminal di desa Chersky, Sergei Davydov memperingatkan bahwa lapisan es sekarang mencair dengan cepat. "Kami telah melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun, sejak tahun 1990. Jumlah metana di atmosfer meningkat signifikan seperti yang kita ketahui dari area analis gas,"katanya. Davydov juga memperingatkan bahwa permafrost belum mencair sejak jutaan tahun lalu dan virus purba yang belum pernah terpapar udara sejak sebelum manusia modern berevolusi akan dim...

Seorang Pilot Merekam dan Mengaku Melihat UFO di Atas Samudera Pasifik

Jakarta - Seorang pilot mengklaim melihat armada UFO terbang di atas Samudra Pasifik. Dia mengatakan pesawat asing yang dicurigai itu berbentuk lampu berputar 'aneh' yang bergerak melintasi langit. Fenomena itu terekam dalam video singkat yang menunjukkan sejumlah lampu berjajar di langit. Beberapa tampak dengan tiga titik dan beberapa dengan empat titik. Salah satu titik di bagian paling atas memudar dan digantikan oleh titik yang lebih rendah, sebelum semuanya menghilang dari pandangan. Pilot mengaku tidak bisa memikirkan apa pun selain UFO yang terbang dalam suatu formasi. Dalam video tersebut, terdengar suara pilot yang kebingungan, "Saya tidak tahu apa itu. Itu sesuatu yang aneh. Itu adalah sesuatu yang terbang,"katanya. Video clip itu diambil pada ketinggian 39.000 kaki dan disebut sebagai tangkapan UFO terbaik yang pernah dilihat orang dan dibagikan ke media sosial. Informasi yang dikutip dari laman ladbible tidak memberikan keterangan inform...

Senjata Laser Akan Digunakan Angkatan Darat AS Pada 2022 Untuk Pertahanan Terhadap Pesawat Tanpa Awak (UAS)

Jakarta - Sistem senjata laser atau The Laser Weapon System (LaWS) mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat pada 2022, untuk sistem pertahanan terhadap pesawat tak berawak atau unmanned aircraft systems (UAS). Raytheon Intelligence & Spaces(RI&S), perusahaan kontraktor pertahanan, mengintegrasikan laser energi tinggi kelas 50 KW pada kendaraan tempur Stryker. "Laser 50 KW dapat membuat lubang di drone dalam sekejap dan membelokkan mortar dalam hitungan detik,"keterangan pers perusahaan dikutip dari laman interestingengineering, Jumat (3/12/2021). Pada kendaraan tempur Stryker, sistem laser energi tinggi kelas 50 KW diintegrasikan dengan pengarah sinar, akuisisi target, sistem pelacakan menggunakan input elektro-optik dan inframerah, serta radar multi-misi Ku720. Ini didukung baterai berkapasitas tinggi yang diisi oleh mesin diesel Stryker, sehingga tetap berfungsi selama kendaraan memiliki bahan bakar. Jadi sistem senjata laser berukuran sedang i...

Ilmuwan Tidak Yakin Jika Satu Siklus Kehidupan Suatu Galaksi Lepaskan Gas? Berikut Selengkapnya

Jakarta - Para ilmuwan menyaksikan lubang hitam supermasif di sebuah galaksi menembakkan gas galaksi yang sangat diperlukan dalam proses pembentukan bintang. Dilansir dari Space, Selasa (21/9/2021), para ilmuwan tidak terlalu yakin, apa dampak dan bagaimana jika dalam satu siklus kehidupan suatu galaksi, mereka melepaskan gasnya. Pada saat pelepasan gas galaksi itu terjadi, maka sebuah galaksi akan kehilangan materi yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan bintang baru. Bintang-bintang yang lebih muda dan lebih biru di galaksi akan mulai menua dan mati, memberikan kepada bintang-bintang yang lebih tua, lebih kecil, dan lebih merah. Namun, para peneliti di New York College Abu Dhabi bertanya-tanya, apakah lubang hitam supermasif di pusat galaksi bertanggung jawab atas hal itu. Mereka pun memeriksa bagaimana aktivitas lubang hitam supermasif dapat memengaruhi atau membantu galaksi membuang sebagian gasnya. "Hubungan antara aktivitas (lubang hitam supermasif) dan pel...