Merinding Bukanlah Tanda Kedatangan Hantu, Berikut Penjelasannya
Jakarta - Apakah Anda pernah merinding? Ya, tentu semua orang pernah mengalami hal
ini di berbagai kondisi. Biasanya merinding atau berdirinya rambut di
location tubuh manusia terjadi saat merasakan dingin, takut akan
sesuatu, dan sebagainya.
Namun sering kali, merinding justru dikaitkan dengan adanya fenomena
datangnya hantu atau mendekatnya makhluk tak kasat mata. Benarkah
demikian?
Nah, kali ini kita akan membahas semua hal mengenai merinding dengan bantuan sains.
Pada dasarnya ada beberapa penjelasan masuk akal mengenai merinding.
Salah satunya adalah keterangan dari George A. Bubenik yang merupakan
fisiologi dari College of Guelph di Ontario. Bubenik menyatakan melalui
tulisannya di Scientific American bahwa merinding merupakan fenomena dan
ekspresi tubuh yang diwariskan dari hewan-hewan moyang manusia.
Sejumlah hewan seperti ayam dan kerbau juga diketahui bisa mengalami
merinding. Sama seperti manusia, yang mana bulu-bulu di tubuhnya
terangkat dan berdiri. Nah, merinding ini sebenarnya dipicu oleh
kontraksi otot yang punya hubungan langsung dengan rambut atau bulu
tubuh. Kontraksi tersebut menyebabkan cekungan di permukaan kulit dan
pengangkatan pada area di sekitarnya.
Khusus untuk hewan, merinding fungsinya adalah untuk membantu
menghangatkan tubuh. Sedangkan untuk manusia, merinding merupakan efek
dari reaksi hormone tubuh. Ketika manusia mengalami rasa takut, dingin,
terancam, maka tubuh mengalami stres. Kemudian tubuh akan mengeluarkan
hormon adrenalin yang memicu kontraksi pada otot di permukaan kulit.
Hanya saja, tidak semua pelepasan adrenalin berujung dengan merinding.
Dampak lainnya bisa berupa peningkatan tekanan darah, berkeringat, atau
gemetar.
Sementara itu, seorang edukator bernama Vanessa Hill menjelaskan bahwa
merinding disebabkan oleh otot-otot kecil di bawah folikel, yang disebut
arrector pili. Setiap kali otot tersebut menegang, rambut-rambut pada
kulit akan tertarik tegak.
"Otot tak sadar itu adalah bagian dari sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab untuk sebagian besar respon," kata Hill.
Edukator asal Australia tersebut turut menjelaskan bahwa beragam reaksi
terkait erat dengan kondisi emosi manusia. Itu sebabnya menonton movie,
mendengar musik, atau merasakan emosi kuat juga dapat memicu sensasi
merinding.
Merinding atau nama ilmiahnya pilomotor response atau piloerection itu
membantu proses termoregulasi, kemampuan fisiologis tubuh menyeimbangkan
temperatur.
Jika ditarik garis lurus, penjelasan dari Vanessa Hill dan George A.
Bubenik memiliki arah yang sama. Yang mana merinding tidak disebabkan
oleh pertanda hadirnya makhluk tak kasat mata alias hantu. Itu hanya
sebuah reaksi tubuh terhadap adrenalin atau fenomena untuk
menyeimbangkan temperatur tubuh.
Komentar
Posting Komentar