NASA Segera Luncurkan DART, Pesawat Yang Bertujuan Membelokan Dan Hancurkan Asteroid Yang Ancam Bumi
Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam 24 jam ke depan segera meluncurkan Double Planet Redirection Examination (DART) dari Pangkalan Stasiun Ruang Angkasa Vandenberg di California.
Pesawat ruang angkasa DART akan diluncurkan dengan Roket Falcon 9 menuju orbit sistem asteroid Didymos. Tujuannya untuk mencapai posisi terdekat dengan planet Dimorphos yang berukuran sebesar lapangan sepak bola.
Dimorphos seperti asteroid kembar bagi Didymos dan bergerak seperti satelit karena mengelilingi Didymos. Misi DART yang menelan biaya USD330 juta bertujuan untuk membelokkan dan menghancurkan asteroid agar tidak menjadi ancaman bagi Bumi.
Pesawat DART meluncur dengan kecepatan 15.000 mil per jam ke arah asteroid Dimorphos dan dipantau dengan teleskop di Bumi untuk mengetahui efeknya.
Direktur Ilmu World dari NASA Lori Luster mengatakan, ini adalah untuk
pertama kali dalam sejarah sebuah pesawat ruang angkasa akan mencoba
menabrak planet sebagai eksperimen untuk menunjukkan bagaimana benda
luar angkasa tersebut dapat dibelokkan jika menuju ke Bumi.
"Saya merasa setelah misi ini selesai, kami akan belajar banyak dan jauh
lebih siap, di masa depan untuk mengatasi jika ada planet potensial
yang dapat menimbulkan ancaman,"kata Glaze dikutip UPI, Senin
(22/11/2021). Diperkirakan misi ini akan menghabiskan waktu selama 84
hari.
NASA memilih sistem planet Didymos karena memiliki keunikan untuk
mendapatkan pengukuran yang tepat dari dampak kecil uji coba ini.
Pesawat ruang angkasa DART sendiri akan benar-benar hancur dan
mengeluarkan awan puing, untuk itu NASA akan mengukur sejauh mana
dampaknya.
"Selain mampu membelokkan asteroid, kita masih perlu mempelajari apa
yang ada langit dan mencarinya. Sangat penting bagi kami untuk melacak
dan memantau benda-benda kecil ini. Jadi kami bisa mengembangkan teknik
baru di masa depan yang dapat membantu untuk memastikan mereka tidak ada
pada tempat (lintasan) dan waktu yang sama dengan planet Bumi kita,"kata Tom Statler, ilmuwan program DART NASA.
Komentar
Posting Komentar